bergelut dengan ke-baperan
ini ujian level dua ketika ingin menjadi pejuang kebenaran.
level satu nya adalah baqa'.
next level is BAPER tingkat tinggi
nggak gampang ya jadi orang baik?
hehe
iya makanya orang baik masuknya surga.
kalo orang jahat masuknya neraka.
susah bukan berarti nggak bisa kok, tenang, insyallah ada jalan.
kata pepatah english : there is a will, there is a way
artinya kalau mau makan enak, kudu punya uang, #eh bukan :P
well,
baper ini dalam teorinya (yang saya buat sendiri) adalah dimana diri ini didominasi perasaan, dia lebih kuat daripada pemikiran dan rasionalitas.
lebih gampang terenyuh, lebih gampang mewek, lebih gampang sakit hati, lebih sensitif dengan kata kata, lebih peka dengan sekitar atau banyak dalam bentuk dugaan-dugaan pada berbagai kondisi,
nggak ada yang salah dengan baper, tapi akan sedikit bermasalah ketika baper menuju ke tingkat -baperan- atau baper akut. ini bahkan bisa menjadi masalah yang serius, menghambat para pejuang kebenaran untuk tetap teguh didalam koridor perjuangan.
perasaan yang mendominasi diri, membuat dzon dzon yang beraneka rupa, merasa orang ini begini, merasa orang itu begitu, ketika ada masalah merasa paling menderita di dunia, seolah ada yang sengaja meruntuhkan pasak langit agar jatuh didepan mukanya, takut berlebihan untuk menanggung resiko, tidak berani menghadapi masalah, merasa tidak ada yang perhatian padanya, merasa salah dan dirinya tidak berguna, mengira orang lain berfikir begini dan begitu tentang dirinya, kemudian ada saat ketika masalah menumpuk dia berfikir mungkin lebih baik mati saja -kadang-, dengan sejuta macam perasaan yang 'aneh' ini benar-benar akan mengganggu geraknya. dan masih banyak jenis ke 'baper' an yang lainnya, bentuknya bisa beda, tapi yang jelas ini adalah bentuk dari dominasi perasaan yang terlalu besar dalam diri.
paling parah adalah menyalahkan takdir dan menyalahkan allah atas apa yang menimpa dirinya, Naudzubillah
lantas bagaimana?
karena sumber masalahnya adalah perasaan atau dugaan atau dzon, pertama dia harus menempatkan akal diatas pemikirannya, kepemimpinan berfikir islam menjadi penuntunnya, bukan perasaan.
itu langkah pertama,
langkah kedua harus merubah mindsetnya, kemudian dia harus membuktikan setiap dugaannya, ini realita atau hanya dzon nya semata? jangan sampai selama ini hanya prasangka belaka, padahal orang lain tidak seperti apa yang kita kira.
langkah selanjutnya adalah berkhusnudzan pada Allah, Allah menetapkan segala sesuatunya ini adalah yang terbaik untuk hidup kita, sakit itu baik, sehat itu baik, jatuh itu baik, bisa berdiri dan berlari itu baik, semua hal itu baik untuk kaum muslim. stay positive thingking :)
tingkatkan raja' pada Allah,
ingat, banyak ujian itu berarti Allah sayang ❤
level satu nya adalah baqa'.
next level is BAPER tingkat tinggi
nggak gampang ya jadi orang baik?
hehe
iya makanya orang baik masuknya surga.
kalo orang jahat masuknya neraka.
susah bukan berarti nggak bisa kok, tenang, insyallah ada jalan.
kata pepatah english : there is a will, there is a way
artinya kalau mau makan enak, kudu punya uang, #eh bukan :P
well,
baper ini dalam teorinya (yang saya buat sendiri) adalah dimana diri ini didominasi perasaan, dia lebih kuat daripada pemikiran dan rasionalitas.
lebih gampang terenyuh, lebih gampang mewek, lebih gampang sakit hati, lebih sensitif dengan kata kata, lebih peka dengan sekitar atau banyak dalam bentuk dugaan-dugaan pada berbagai kondisi,
nggak ada yang salah dengan baper, tapi akan sedikit bermasalah ketika baper menuju ke tingkat -baperan- atau baper akut. ini bahkan bisa menjadi masalah yang serius, menghambat para pejuang kebenaran untuk tetap teguh didalam koridor perjuangan.
perasaan yang mendominasi diri, membuat dzon dzon yang beraneka rupa, merasa orang ini begini, merasa orang itu begitu, ketika ada masalah merasa paling menderita di dunia, seolah ada yang sengaja meruntuhkan pasak langit agar jatuh didepan mukanya, takut berlebihan untuk menanggung resiko, tidak berani menghadapi masalah, merasa tidak ada yang perhatian padanya, merasa salah dan dirinya tidak berguna, mengira orang lain berfikir begini dan begitu tentang dirinya, kemudian ada saat ketika masalah menumpuk dia berfikir mungkin lebih baik mati saja -kadang-, dengan sejuta macam perasaan yang 'aneh' ini benar-benar akan mengganggu geraknya. dan masih banyak jenis ke 'baper' an yang lainnya, bentuknya bisa beda, tapi yang jelas ini adalah bentuk dari dominasi perasaan yang terlalu besar dalam diri.
paling parah adalah menyalahkan takdir dan menyalahkan allah atas apa yang menimpa dirinya, Naudzubillah
lantas bagaimana?
karena sumber masalahnya adalah perasaan atau dugaan atau dzon, pertama dia harus menempatkan akal diatas pemikirannya, kepemimpinan berfikir islam menjadi penuntunnya, bukan perasaan.
itu langkah pertama,
langkah kedua harus merubah mindsetnya, kemudian dia harus membuktikan setiap dugaannya, ini realita atau hanya dzon nya semata? jangan sampai selama ini hanya prasangka belaka, padahal orang lain tidak seperti apa yang kita kira.
langkah selanjutnya adalah berkhusnudzan pada Allah, Allah menetapkan segala sesuatunya ini adalah yang terbaik untuk hidup kita, sakit itu baik, sehat itu baik, jatuh itu baik, bisa berdiri dan berlari itu baik, semua hal itu baik untuk kaum muslim. stay positive thingking :)
tingkatkan raja' pada Allah,
ingat, banyak ujian itu berarti Allah sayang ❤

Komentar
Posting Komentar