#jadi baik
malam dingin di dusun punten, aku mengerutkan kening dan ingin segera berhamburan dari mulutku segala yang mengganjal di hati, sedikit kata kata itu menyengat ku, dan akibatnya meluncurlah sisi lain diriku, dan mungkin itu lah diriku yang sebenarnya. dimana aku melihat diri ku dari sisi yang lain. sedetik aku tercengang. inikah diriku ? amat sangat kurang rupanya. dan satu hal yang membuatku terhenyak.
aku mengenali diriku.
sekelebat bayangan kakak itu melintas di benakku, kami duduk berdua diatas taman bunga, dia bercerita banyak hal dan aku mendengarkan kisahnya, dia menyuruhku untuk mengenali diriku, dan saat itu dengan mengangkat dagu, aku merasa aku mengenali diriku melebihi siapapun.
this is me. of course i know me so well.
aku mengerutkan kening lebih dalam, oh, inikah diriku?
pantaskah disebut sebagai muslimah idealis ?
aku tertawa hambar, hm sakit sekali rasanya
aku bertanya tanya mengapa aku ternyata seperti ini ?
lalu aku mencoba berfikir meruntut dan mencari penyebab itu, berfikir ala suratul badhihah buku ijo yang sampai sekrang belum terselesaikan.
dan ah,
aku tahu ,,
dan aku tahu mengapa aku sibuk mecari gambaran ideal
dan aku tahu mengapa aku terlalu sulit menSWOT diriku
dan aku tahu mengapa aku berfikir superpanjang dan mencari resiko terkecil dengan unreasonable fear yang berlebihan.
dan aku tahu mengapa aku tidak siap dan ragu untuk mengambil keputusan yang privat sekalpiun dalam hidupku
dan aku menjadi ngeh, mengapa aku belum bisa berkembang dan dewasa padahal sudah kitab ketiga yang kukaji selama ini .
oh , ya,
jawabannya ada pada pembukaan kitab nidzamul islam karya syaikh taqiyyudin an nabhani yang sudah kukaji bulan oktober dua tahun silam.
''cara pandang seseorang dalam hidupnya tercermin pada tingkah lakunya''
mindsetnya mengatur perilkunya, cara berfikirnya mencerminkan pemahamannya dan terimplementasi dalam perbuatannya.
simple isnt it ?
dan aku mengerti mengapa aku seperti ini !
aku akan berusaha tidak menyalahkan orang yang menjadikanku seperti ini,
yah, sudahlah
aku akan berusaha melihat cara pandanganya dan kemudian memakai cara pandangku sendiri dengan dasar syariat.
satu hal yang harus kulakukan : menimba syariat tersebut
agar hidupku penuh dengan keterikatan dengan syariat, meski kacamata yang kupakai aadalah milikku sendiri.
selamat menimba ilmu masyith,, semoga dimudahkan oleh Allah.
diskusi itu merangsek panjang kali lebar, aku memikirkan banyak hal malam itu, yah,,
memang yang pertama, hidup seperti apapun pasti beresiko, maka jangan takut mengahadpi iresiko yang sudah pasti datang tersebut.
jadi lah orang yang idealis, dengan keidealisan tersebut, saya jmin Allah pasti mengujinya, tapi tidak idealis pun Allah juga akan tetap mengujinya. sekalian aja idealis, dengan ujian yang ketika kita lolos, Allah akan meningkatan derajat kita di hadapannya.
hidup serang muslim itu sangat mulia, ketika datang cobaan dia bersabar dan ketika datang nikmat ia akan bersyukur, sekelebat ingatan muqowimat mengahampiri diriku.
Aku menghela napas panjang,
lalu, kedua, lensa yang akan kau pakai untuk melihat kehidupan adalah lensa milikku, bukan milik orang lain, jernihkan dulu lensamu dengan syariat.
dan langkah pertama adalah kenalilah bagaimana dirimu, dan ingin menjadi apa dirimu, kaji islam dengan mendalam, dan kau akan bisa memimpin dirimu sendiri.
kemudian ketiga,
yang disana aku tidak mengungkapkannya.
tapi akau akan mengungkapkannya disini.
dimana dakwah sebagai poros yang selalu kupertanyakan, dan aku selalu kurang puas dengan jawaban dan berusaha mencukupkan dirii dengan itu, akhirnya aku bisa menjangkaunya.
dimana kau optimalkan dirimu yang lemah dan biasa saja itu , untuk dakwah, untuk umat semata. dimana dakwah tersebut bisa mengambil kesempatan dan peluang selama nadi masih berdenyut. gapailah mimpimu, tinggikan asamu, jangan kau kolot seperti ibu ibu itu, buka pandangan mu, lebarkan cara berfikirmu, dan perluas jangkauanmu, insyaAllah kau akan menemui dirimu dibutuhkan umat dan kau akan tergerak untuk umat.
kau akan menghibahkan dirimu untuk kebangkitan islam dengan cara yang cerdas dan bijak.
satu hal lagi yang membuatku tidak menyalahkan siapapun
kita adalah manusia. sebaik apapun dia, setinggi apapun kitabnya, sebijak apapun nasehatnya. dia adalah manusia. jangan pernah melihat dia sebagai dia, alihakan pandanganmu , dan cobalah lihat syariat yang mengaturnya saja. bukan lihat muslimnya, tapi lihat islamnya.
mimpi ku yang dulu terkubur kini bangkit lagi, meluap dan memompa diriku, menjejak otakku untuk segera merencanakan banyak hal, mengatur lagi. aku sangat bersemangat, membuatku terus menerus menahan senyum, aku seperti orang yang sedang dilamar.
ah mbak,, kau mencuci otakku,
haha,, aku tersenyum senang, alhamdulillah cuci otak yang menyenangkan. terimakasih.
diskusi hebat ini ditutup pukul sebelas malam, kehangatan kamar tidur disebelah ruang tivi menyelimutiku dan memeluk mimpiku, dia menjadi saksi biksu kebulatan tekadkuu mulai dari malam itu.
ternyata satu dulu untuk diriku : #jadibaik :D #beyour self
aku mengenali diriku.
sekelebat bayangan kakak itu melintas di benakku, kami duduk berdua diatas taman bunga, dia bercerita banyak hal dan aku mendengarkan kisahnya, dia menyuruhku untuk mengenali diriku, dan saat itu dengan mengangkat dagu, aku merasa aku mengenali diriku melebihi siapapun.
this is me. of course i know me so well.
aku mengerutkan kening lebih dalam, oh, inikah diriku?
pantaskah disebut sebagai muslimah idealis ?
aku tertawa hambar, hm sakit sekali rasanya
aku bertanya tanya mengapa aku ternyata seperti ini ?
lalu aku mencoba berfikir meruntut dan mencari penyebab itu, berfikir ala suratul badhihah buku ijo yang sampai sekrang belum terselesaikan.
dan ah,
aku tahu ,,
dan aku tahu mengapa aku sibuk mecari gambaran ideal
dan aku tahu mengapa aku terlalu sulit menSWOT diriku
dan aku tahu mengapa aku berfikir superpanjang dan mencari resiko terkecil dengan unreasonable fear yang berlebihan.
dan aku tahu mengapa aku tidak siap dan ragu untuk mengambil keputusan yang privat sekalpiun dalam hidupku
dan aku menjadi ngeh, mengapa aku belum bisa berkembang dan dewasa padahal sudah kitab ketiga yang kukaji selama ini .
oh , ya,
jawabannya ada pada pembukaan kitab nidzamul islam karya syaikh taqiyyudin an nabhani yang sudah kukaji bulan oktober dua tahun silam.
''cara pandang seseorang dalam hidupnya tercermin pada tingkah lakunya''
mindsetnya mengatur perilkunya, cara berfikirnya mencerminkan pemahamannya dan terimplementasi dalam perbuatannya.
simple isnt it ?
dan aku mengerti mengapa aku seperti ini !
aku akan berusaha tidak menyalahkan orang yang menjadikanku seperti ini,
yah, sudahlah
aku akan berusaha melihat cara pandanganya dan kemudian memakai cara pandangku sendiri dengan dasar syariat.
satu hal yang harus kulakukan : menimba syariat tersebut
agar hidupku penuh dengan keterikatan dengan syariat, meski kacamata yang kupakai aadalah milikku sendiri.
selamat menimba ilmu masyith,, semoga dimudahkan oleh Allah.
diskusi itu merangsek panjang kali lebar, aku memikirkan banyak hal malam itu, yah,,
memang yang pertama, hidup seperti apapun pasti beresiko, maka jangan takut mengahadpi iresiko yang sudah pasti datang tersebut.
jadi lah orang yang idealis, dengan keidealisan tersebut, saya jmin Allah pasti mengujinya, tapi tidak idealis pun Allah juga akan tetap mengujinya. sekalian aja idealis, dengan ujian yang ketika kita lolos, Allah akan meningkatan derajat kita di hadapannya.
hidup serang muslim itu sangat mulia, ketika datang cobaan dia bersabar dan ketika datang nikmat ia akan bersyukur, sekelebat ingatan muqowimat mengahampiri diriku.
Aku menghela napas panjang,
lalu, kedua, lensa yang akan kau pakai untuk melihat kehidupan adalah lensa milikku, bukan milik orang lain, jernihkan dulu lensamu dengan syariat.
dan langkah pertama adalah kenalilah bagaimana dirimu, dan ingin menjadi apa dirimu, kaji islam dengan mendalam, dan kau akan bisa memimpin dirimu sendiri.
kemudian ketiga,
yang disana aku tidak mengungkapkannya.
tapi akau akan mengungkapkannya disini.
dimana dakwah sebagai poros yang selalu kupertanyakan, dan aku selalu kurang puas dengan jawaban dan berusaha mencukupkan dirii dengan itu, akhirnya aku bisa menjangkaunya.
dimana kau optimalkan dirimu yang lemah dan biasa saja itu , untuk dakwah, untuk umat semata. dimana dakwah tersebut bisa mengambil kesempatan dan peluang selama nadi masih berdenyut. gapailah mimpimu, tinggikan asamu, jangan kau kolot seperti ibu ibu itu, buka pandangan mu, lebarkan cara berfikirmu, dan perluas jangkauanmu, insyaAllah kau akan menemui dirimu dibutuhkan umat dan kau akan tergerak untuk umat.
kau akan menghibahkan dirimu untuk kebangkitan islam dengan cara yang cerdas dan bijak.
satu hal lagi yang membuatku tidak menyalahkan siapapun
kita adalah manusia. sebaik apapun dia, setinggi apapun kitabnya, sebijak apapun nasehatnya. dia adalah manusia. jangan pernah melihat dia sebagai dia, alihakan pandanganmu , dan cobalah lihat syariat yang mengaturnya saja. bukan lihat muslimnya, tapi lihat islamnya.
mimpi ku yang dulu terkubur kini bangkit lagi, meluap dan memompa diriku, menjejak otakku untuk segera merencanakan banyak hal, mengatur lagi. aku sangat bersemangat, membuatku terus menerus menahan senyum, aku seperti orang yang sedang dilamar.
ah mbak,, kau mencuci otakku,
haha,, aku tersenyum senang, alhamdulillah cuci otak yang menyenangkan. terimakasih.
diskusi hebat ini ditutup pukul sebelas malam, kehangatan kamar tidur disebelah ruang tivi menyelimutiku dan memeluk mimpiku, dia menjadi saksi biksu kebulatan tekadkuu mulai dari malam itu.
ternyata satu dulu untuk diriku : #jadibaik :D #beyour self

Komentar
Posting Komentar